13 FILM TENTANG KEMERDEKAAN INDONESIA

SOEKARNO


Judul Film : SOEKARNO

Sutradara : Hanung Bramantyo

Tahun : 2013

Durasi : 137 menit

Negara : Indonesia

 

SINOPSIS

Film Soekarno Indonesia Merdeka adalah sebuah film beografi yang menggambarkan perjuangan Soekarno proklamator dan Presiden pertama Republik Indonesia dalam memerdekakan bangsa dari penjajahan. Film ini dimulai dengan penangkapan Soekarno oleh pemerintahan Belanda di Yogyakarta di tahun 1929. Selanjutnya film ini menggambarkan perjalanan hidup Soekarno mulai dati masa kecil, pendiriannya terhadap PNI, hingga pembacaan proklamasi pada 17 Agustus 1945.

 

 

 


MERAH PUTIH


 

Judul Film : MERAH PUTIH

Sutradara : Yadi Sugandi

Tahun : 2009

Durasi : 105 menit

Negara : Indonesia

 

SINOPSIS

Film ini menceritakan kisah 5 orang Pejuang Indonesia yang mempunyai latar belakang yang berbeda. Amir seorang muslim yang mempunyai istri bernama Melati, Marius seorang anak priyayi yang kaya raya, kemudian ada Surono yaitu teman Marius yang masih memiliki seorang kakak perempuan bernama Senja, ada juga Thomas seorang kristen dari Sulawesi yang ingin jadi perwira karena keluarganya mati dibunuh oleh tentara-tentara Belanda, dan yang terakhir adalah seorang pemeluk agama Hindu dari Bali yang tidak disebutkan namanya.

 

Kisah dimulai dari pendaftaran masuk sebagai perwira. Setelah mereka semua diterima, mereka tinggal di asrama dan harus bekerja keras, setiap hari berlatih, berlatih, dan berlatih. Selama di asrama, Marius dan Thomas selalu ada konflik. Dimulai dari kejadian menyembunyikan kalung salib Thomas sampai ditemukannya botol minuman alkhohol milik Marius oleh anggota perwira tinggi. Kejadian ini yang membuat semuanya menjadi bersatu. Pada malam sebelum beristirahat, tiba-tiba Kapten memanggil Surono dan Amir. Ternyata mereka berdua naik pangkat. Surono menjadi Letnan satu dan Amir sebagai Letnan dua. Setelah menyelesaikan pendikan di asrama, mereka semua diijinkan untuk bertemu dan mencari pasangan.

 

Pertempuran dimulai disini. Pada saat mereka sedang asyik berpesta, tiba-tiba Belanda menyerang. banyak korban berjatuhan pada peristiwa ini. Pertempuran masih terus berlangsung, Letnan Surono gugur di medan pertempuran bersama dengan kapten dan beberapa perwira lainnya. Dalam pertempuran yang memakan waktu berhari-hari ini, ternyata yang tersisa hanya tiga orang perwira dan satu Letnan. Mereka semua telah putus asa menganggap perang telah berakhir. Thomas, orang hindu, Marius, dan Letnan Amir tak tahu apa yang harus dilakukan. Empat orang melawan banyaknya pasukan Belanda. Dengan semangat dan nasehat dari perwira Hindu, kemudian mereka memiliki ide untuk membuat jebakan untuk orang-orang Belanda yang akan pergi ke Lamongan Lor pada waktu itu. Mereka berempat yang dibantu oleh beberapa penduduk sekitar mereka berhasil membunuh para pasukan dan menahan pemimpin Belanda.

 

Cerita berakhir disini. Indonesia yang terkenal dengan pantang menyerah dan tetap berjuang akhirnya berhasil menaklukan Belanda sekaligus dapat mempertahankan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).



DARAH GARUDA



Judul Film : DARAH GARUDA

Sutradara : Yadi Sugandi

Tahun : 2010

Durasi : 100 menit

Negara : Indonesia

 

SINOPSIS

Film ini adalah sebuah cerita mengenai sekelompok kadet heroik yang bergerilya di pulau Jawa pada tahun 1947.

 

Terpecah oleh rahasia-rahasia mereka pada masa lalu, dan konflik yang tajam dalam hal kepribadian, kelas sosial dan agama, keempat lelaki muda bersatu untuk melancarkan sebuah serangan nekat terhadap kamp tawanan milik Belanda, demi menyelamatkan para perempuan yang mereka cintai.

 

Para kadet ini terhubung dengan kantor pusat Jendral Sudirman dimana mereka diberi sebuah tugas sangat rahasia di belakang garis musuh di Jawa Barat: sebuah serangan gaya komando pada lapangan udara vital yang dapat membalikkan perlawanan para pemberontak melawan kezaliman yang telah dilakukan Jendral Van Mook pada Agustus 1947. Menembus dalam ke hutan, mereka bertemu dengan kelompok lain dari separatis Islam, juga sekutu baru maupun yang potensial berkhianat: mata-mata kolonial dengan pangkatnya sendiri dan sekutu orang-orang sipil dari jalanan; dan musuh lama yang bertanggung jawab atas intelijen Belanda.

 

Terkepung, baik oleh musuh dari luar maupun dari dalam, para pahlawan harus bersatu dan saling percaya karena mereka berjuang demi mengejar satu tujuan: Kemerdekaan

 

 

 

 HATI MERDEKA



Judul Film : HATI MERDEKA

Sutradara : Yadi Sugandi

Tahun : 2011

Durasi : 100 menit

Negara : Indonesia

 

SINOPSIS

Setelah menyelesaikan misi yang berakhir tragis dengan kehilangan anggota kelompok ini, kesetiaan kelompok ini kembali diuji dengan mundurnya pimpinan mereka, Amir (Lukman Sardi) dari Angkatan Darat. Tanpa pemimpin dan dengan dirundung kesedihan karena kehilangan mereka, para kadet membawa dendam mereka dalam perjalanan misi mereka ke Bali tempat Dayan yang bisu (T. Rifnu Wikana) tinggal, untuk membalas dendam kepada Belanda. Mereka dikirim ke Bali untuk membunuh Kolonel Raymer (Michael Bell, aktor berbakat dari Inggris yang meninggal April lalu), yang telah membunuh keluarga Tomas (Donny Alamsyah) di awal trilogi ini. Tomas telah dipilih sebagai pemimpin baru dari kelompok kadet ini. Menghadapi meriam kapal perang Belanda, Marius yang playboy dan peminum (Darius Sinathrya) harus mengatasi rasa takutnya karena persaingannya dengan Tomas untuk memperebutkan Senja, seorang gadis berdarah biru (Rahayu Saraswati Chandra)

 

Sesampainya di Bali, kelompok taruna ini menyelamatkan Dayu (Ranggani Puspandya) dari kekejaman kelompok milisi KNIL Kolonel Raymer, tetapi salah satu dari kelompok kadet ini hampir saja mati terbunuh. Saat teman mereka sedang berjuang antara hidup dan mati, kelompok kadet ini bertemu dengan pemimpin pemberontak bawah tanah Wayan Suta (Nugie). Tomas bentrok dengan pimpinan mereka terdahulu, Amir (Lukman Sardi) saat mereka merencanakan serangan terakhir untuk melawan milisi Raymer yang menimbulkan pertanyaan: Sejauh mana revolusi ini bisa menghancurkan kejahatan dan tetap mempertahankan idealismenya

 

 


JENDRAL SOEDIRMAN



Judul Film : JENDRAL SOEDIRMAN

Sutradara : Viva Westi

Tahun : 2015

Durasi : 126 menit

Negara : Indonesia

 

SINOPSIS

 

Berdasarkan sejarah asli, film ini menceritakan tentang Sudirman, panglima besar TNI pertama, sebagai pemimpin dalam perlawanan gerilya menghadapi Belanda ketika Belanda mengadakan Agresi Militer II (19-20 Desember 1948). Soekarno-Hatta menolak usulan Sudirman untuk mengikuti perperangan gerilya, dan ketika belanda datang Soekarno-Hatta ditangkap dan diasingkan. Walaupun keadaan Sudirman sakit, beliau tetap teguh bertahan berperang dengan belanda. Sudirman kapten Nolly, dan berberapa rakyat dan pedagang ikut membantu Sudirman dalam perjalanan gerilyanya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

 

Salah satu adegan yang menakjubkan adalah ketika Sudirman dan kawan- kawan berzikir sekaligus berperan sebagai kelompok pengajian. Sebelum ini, entah mengapa Belanda selalu saja bisa mendekati lokasi tentara Sudirman. Suasana malam dan hujan, dan salah satu kawan Kunto hilang. Karsani berniat untuk mencari Kunto, namun saat itu diluar pendiaman terdapat pasukan Belanda mendekati pendiaman mereka. Sudirman memutuskan untuk tidak lari, dan menyuruh tenang semua mengikuti zikiran. Belanda masuk ke pendiaman dan terungkap bahwa Kunto tidak hilang, melainkan merupakan mata-mata orang Belanda. Kunto menunjuk kepada Sudirman yang terlihat sebagai kiai, dan dengan intonasi sangat yakin bilang ke orang Belanda bahwa ia Sudirman. Namun, orang Belanda tidak percaya, dan suatu putaran takdir membuat orang Belanda menembak Kunto, dan meninggalkan Sudirman dan kawan-kawan

 

 

  

JANUR KUNING



Judul Film : JANUR KUNING

Sutradara : Alam Rengga Surawidjaja

Tahun : 1979

Durasi : 180 menit

Negara : Indonesia

 

SINOPSIS

Janur Kuning merupakan sebuah film drama perjuangan Indonesia yang diproduksi pada tahun 1979. Film ini menceritakan tentang perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia dalam meraih kembali kemerdekaannya yang pada saat itu direbut kembali oleh pasukan sekutu. Tokoh- tokoh nyata yang ditampilkan dalam film ini diantaranya adalah Soeharto, Jenderal Soedirman, dan Amir Murtono. Janur Kuning adalah lambang yang dikenakan para pejuang di lengan sebagai tanda perjuangan kemerdekaan tersebut.

 

Jenderal Soedirman yang diperankan oleh Deddy Sutomo meskipun dalam keadaan sakit bahkan sampai ditandu, beliau masih tetap memimpin untuk bergerilya. Awalnya Jenderal Soedirman meragukan perjalanannya menuju Yogyakarta karena takut perjanjian Roem Royen kali ini akan sama dengan perjanjian-perjanjian sebelumnya yaitu perjanjian Linggarjati dan perjanjian Renville. Namun Letnan Socharto yang diperankan oleh Kaharuddin Syah menyakinkan Jenderal Soedirman untuk kembali ke Yogyakarta karena Belanda sudah kalah. Serta Presiden dan Wakil Presiden telah kembali ke Yogyakarta. Akhirnya Jenderal Soedirman pun bersedia untuk kembali ke Yogyakarta dengan ditandu. Ketika tiba di Yogyakarta Jenderal Soedirman memeriksa barisan prajurit TNI dan pasukan

 

para perawat perang. Pada saat itu juga Jenderal Soedirman berpidato yang isinya menekankan

 

kalau kita adalah cinta damai namun lebih cinta kemerdekaan dari Belanda yang telah membuat persatuan dan kesatuan Indonesia bercerai berai. Dalam kondisi sakit Jenderal Soedirman masih saja tidak bisa tenang, bahkan Jenderal Soedirman lebih memilih mati di medan perang daripada harus mati berbaring di tempat tidur. Sedangkan Soeharto setibanya di Yogyakarta disambut oleh sang istri yang sedang mengandung

 

Pagi hari seluruh rakyat Yogyakarta termasuk Soeharto dan Jenderal Soedirman dikejutkan oleh suara raungan kapal terbang yang lalu lalang di langit Yogyakarta. Mereka mengira kalau kapal-kapal terbang tersebut merupakan latihan perang para tentara Indonesia, tetapi Soeharto tanggap akan hal tersebut dan meminta sang istri untuk menyiapkan perlengkapan serta meminta untuk segera mengungsi, sementara Jenderal Soedirman yang berada di Sinyalir sudah keluar dari Yogyakarta. Socharto mencari tahu apa yang terjadi dan ternyata Belanda ingin merebut lapangan terbang Maguwo.

 

Kemudian Socharto memerintahkan salah seorang pemuda untuk menyiarkan melalui RRI Yogyakarta bahwasannya kita telah diserang oleh Belanda. Pada tanggal 19 Desember 1948 Angkatan Perang Belanda menyerang kota Yogyakarta dan lapangan terbang Maguwo. Hal ini merupakan perjanjian yang dilanggar oleh Belanda yaitu untuk tidak adanya gencatan senjata lagi antara Indonesia dan Belanda. Serta Soeharto memerintahkan anak buahnya untuk membakar markas setelah dokumen-dokumen penting telah di amankan. Gencatan senjata terus terjadi antara pasukan TNI Indonesia dengan Belanda, sampai Belanda bergerak memasuki ibukota Yogyakarta. Setelah itu para pasukan Belanda kembali ke benteng pertahanan mereka yaitu benteng Vredeburg

 

dengan tank-tank mereka, serta mendiskusikan rencana selanjutnya. Keesokan harinya, RRI Yogyakarta menyiarkan bahwa Presiden Soekarno memberi kekuasaan kepada Mr. Syafruddin sebagai perwira negara yang berada di Sumatra supaya membentuk pemerintah darurat di Sumatra sewaktu-waktu pemerintah pusat di Yogyakarta tidak dapat meneruskan kewajibannya

 

Para rakyat yang berada di kota mengungsi ke tempat yang aman dari Belanda, sedangkan angkatan perang, Socharto, serta bersama pemuda bertindak melanjutkan kembali perang Gerilyanya sekaligus memberitahukan ke daerak-daerah kependudukan rakyat untuk memerintahkan salah satu pemuda dari daerah tersebut ditugaskan menjadi pemegang sektor pangan dan mengkoordinir pasukan bersenjata yang ada di area tersebut. Socharto beserta pasukannya berencana untuk melakukan serangan balasan yaitu serangan umum untuk menujukan kepada rakyat bahwa angkatan perang masih ada, serta memerintahkan dua orang kurir untuk memberitahukan kepada komandan sektor persoalan kapan penyerangan tersebut akan dilaksanakan.

 

Dalam perjalanan, pasukan Soeharto diserang kembali oleh pasukan Belanda sehingga terjadilah peperangan gencatan senjata kembali, Indonesia hanya menggunakan senjata Nippon sedangkan Belanda menggunakan senjata otomatis serta dibantu oleh bala bantuan jalur udara maupun jalur darat lainnya sehingga pasukan Soeharto kewalahan menghadapi Belanda. Socharto memerintahkan pasukannya untuk kembali ke markas akan tetapi Belanda masih mengikuti dan terus menyerang. Pada saat itu pula Socharto di isukan sudah mati tertembak sehingga membuat kemarahan prajuritnya. Namun isu tersebut tidak berlangsung lama karena Socharto akhirnya muncul ditengah-tengah mereka

 

Sementara itu, Belanda terus berusaha memecah belah rakyat dengan membuat kekacauan. Belanda dibantu oleh para penghianat-penghianat bangsa untuk melakukan kegiatan yang meresahkan masyarakat. Dalam persembunyiannya, Socharto mengangkat Mashudi menjadi komandan swk 101 yang berkedudukan di dalam kota dan Amir Hutono sebagai kepala stafnya. Serta Sarjono dan Widodo diperintahkan oleh Socharto untuk menyiapkan pasukan masing- masing untuk penyerangan di dalam kota sambil mengantarkan Letnan Mashudi dan Amir Hutono menempati posisi mereka, karena Belanda telah membentuk pejuang-pejuang palsu maka untuk penyerangan yang kedua ini harus memakai tanda dibahu yaitu janur kuning. Pada tengah malam mereka berangkat menuju kota dan ketika belanda berpatroli terjadilah gencatan senjata kembali.

 

Belanda berhasil ke markas Soeharto, Socharto meninggalkan rumah persembunyian nya. Dalam perjalanan Soeharto memerintahkan Jung untuk membuat surat perintah yang isinya memerintahkan kepada semua swk bahwa kita akan mengadakan serangan umum di dalam kota dan bergabung dengan kompi Widodo yang sudah berada di dalam kota, sasaran utama mereka adalah penjara wirugunan untuk melepaskan para tahanan politik yang dipenjarakan disana. Dan serangan pun terjadi. Setelah tiga kali melakukan penyerangan ke dalam kota dan kekuatan Belanda pun sudah

 

mereka ketahui. Soeharto pun membuat strategi yang matang yaitu kota Yogyakarta harus kita kuasai pada siang hari walaupun beberapa jam, tetapi harus menyerang kedudukan musuh yang berada diluar kota terlebih dahulu untuk memancing kekuatan Belanda keluar dari kota, tiap-tiap komando swk menyerang jembatan Bantar dari arah sektorya masing-masing, tugas mayor Sarjono menyerang pos Belanda di sebelah selatan, kompi Widodo menyerang pos Belanda dari sebelah utara, Suhud dari timur, mayor samual daerah barat kompi Darsono jika bala bantuan belanda datang dari gombong, sedangkan Soeharto bersama kompi Suhud.

 

Mereka berhasil memperlihatkan kepada Belanda bahwa mereka mampu mengerahkan kekuatan mereka, dan kini saatnya mereka membuktikan kepada dunia internasional bahwa mereka masih memiliki angkatan perang yang tangguh. Mereka akan mengerahkan pengepungan dan menduduki kota dari setiap penjuru oleh semua sektor swk, tanda dari penyerangan kali ini yaitu janur kuning yang dikalungan di leher, penyusupan dilakukan dua hari sebelum serangan umum pada tanggal 1 Maret 1949

 

Serangan umum 1 Maret 1949 pun terjadi, seluruh rakyat dan seluruh para tentara Indonesia dengan komando dari Soeharto dan Komarudin menyerang benteng pertahanan pasukan Belanda. Dengan semangat perjuangan bangsa Indonesia, pasukan Belanda pun mengalami kesulitan. Pada akhirnya pertempuran senjata yang terjadi di Yogyakarta membuahkan hasil bagi bangsa Indonesia. Setelah melakukan perundingan kembali, bendera Belanda pun diturunkan dan diganti oleh pengibaran bendera merah putih, serta akhirnya Yogyakarta kembali kepada Republik Indonesia

 

 

 

SOERABAIA 45



Judul Film : SOERABAIA 45

Sutradara : Iman Tantowi

Tahun : 1990

Durasi ; 123 menit

Negara : Indonesia

 

SINOPSIS

Kisah perang yang kemudian terkenal dengan sebutan peristiwa 10 November di Surabaya. Antara lain tokoh pembakar semangat, Bung Tomo, perobekan bendera Belanda, tertembaknya jendral Inggris dan lain lain. Film ini seolah direkonstruksi ulang sebagai sebuah visual ulang kisah heroik itu dari kacamata rakyat biasa.

 

Soerabaia `45 menceritakan kemarahan rakyat Surabaya yang meledak begitu mengetahui bahwa pasukan Sekutu membawa misi mengembalikan Indonesia kepada Belanda. Perlawanan bersenjata pun dikobarkan hingga terbunuhnya pimpinan tentara Inggris di Jawa Timur yaitu Brigadir Jenderal Mallaby.

 

 

 

SULTAN AGUNG TAHTA, PERJUANGAN, CINTA



 

Judul Film : SULTAN AGUNG TAHTA, PERJUANGAN, CINTA

Sutradara : Hanung Bramantyo

Tahun : 2019

Durasi : 148 menit

Negara : Indonesia

 

SINOPSIS

Film yang berjudul “Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, Cinta” merupakan sebuah film kolosal dengan latar belakang sejarah Indonesia yang dirilis pada tanggal 23 Agustus 2018. Film ini disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Film ini mengisahkan sosok sultan ketiga dari Kerajaan Mataram Islam yakni Sultan Agung Hanyakrasuma bergelar Sultan Abdullah Muhammad Maulana Matarani al-Jawi.

 

Sultan Agung memiliki nama asli Raden Mas Jatmika. Ia dilahirkan di Kutagede, Mataram pada tahun 1593 M. Adapun nama lain dari Sultan Agung adalah Raden Mas Rangsang. Beliau merupakan putra dari Prabu Anyakrawati dan Ratu Mas Adi Dyah Banawati. Ayah dari Sultan Agung merupakan sultan kedua Mataram Islam.

 

Sultan Agung merupakan pemimpin besar Mataram Islam yang berpusat di Kutagede, Mataram (sekarang wilayah ini masuk Daerah Istimewa Yogyakarta). Dalam film ini, karakter Sultan Agung diperankan oleh Ario bayu. Perlu diketahui bahwa Sultan agung (Raden Mas Rangsang) merupakan murid disebuah padepokan Jejeran. Saat beliau mengenyam pendidikan disana, tidak ada satupun yang mengetahui bahwa ia sebenarnya adalah anak raja.

 

Singkat cerita, pada tahun 1613 tersiar kabar bahwa ayah dari Raden Mas Rangsang yakni Prabu Anyakrawati meninggal dunia saat berburu rusa di Hutan Krapyak. Sehingga pihak istana segera mencari pengganti dari sang raja. Semasa hidupnya, sang raja berpesan agar putranya yang bernama Raden Mas Rangsang kelak yang menggantikan posisinya di Mataram Islam. Namun, karena adanya suatu janji maka tahta pun diserahkan kepada putranya yang lain (mengidap kebutuhan khusus) yaitu Raden Mas Wuryah.

 

Namun sehari setelah penobatan, Raden Mas Rangsang harus segera menggantikan posisi dari Raden Mas Wuryah bergelar Adipati Martapura sebagai pemimpin Kerajaan Mataram Islam. Sehingga demi menjalankan wasiat dari sang ayah, Raden Mas Rangsang terpaksa memutuskan hubungan asmara dengan kekasihnya yaitu Lembayung.

 

Raden Mas Rangsang naik tahta dengan gelar Sultan Agung Hanyakrasuma, kemudian mendapatkan gelar dari Makkah yaitu Sultan Abdullah Muhammad Maulana Matarani al-Jawi. Sebagai seorang raja baru ia dikenal cerdas, gagah, berani dan melindungi harkat-martabat masyarakat jawa dari injakan kaki pihak VOC/Belanda.

 

Pada saat itu, pihak VOC memang telah mengadakan kerjasama dengan pihak kerajaan Mataram Islam. Usut punya usut, pihak VOC rupanya mengkhianati perjanjian kerjasama yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Sehingga Sultan Agung memerintahkan seluruh masyarakat Jawa bersiap untuk melakukan penyerangan terhadap pusat pemerintahan VOC di Batavia (sekarang Jakarta).

 

Pada tanggal 29 Agustus 1628, Sultan Agung beserta pasukannya melancarkan serangan pertama ke Batavia. Saat itu, rakyat Mataram yang sedang berperang mencemari Sungai Ciliwung sebagai sumber air utama di Batavia. Hal ini menyebabkan munculnya wabah kolera di Batavia. Banyak orang Belanda tewas akibat wabah ini tidak terkecuali Gubernur Jenderal VOC J.P.Coen. Dalam film ini digambarkan jika sosok J.P.Coen saat sakit parah akibat wabah kolera, minum ramuan (racun) yang dibuat oleh suruhan Sultan Agung. Setelah minum ramuan tersebut, sang jenderal akhirnya tewas diatas ranjangnya.

 

 

 

KADET 1947



Judul Film : KADET 1947

Sutradara : Rahabi Mandra dan Aldo Swastia

Tahun : 2021

Durasi : 111 menit

Negara : Indonesia

 

SINOPSIS

Pada tahun 1947, Indonesia dan Belanda baru saja menyelesaikan

Perundingan Linggajati, dimana mereka sepakat bahwa Belanda akan mengakui

kemerdekaan Indonesia dan segera meninggalkan negara ini. Namun, beberapa

bulan kemudian, Belanda melanggar kesepakatan tersebut dengan menyerang Jawa

dan Sumatera untuk merebut kembali kendali atas Indonesia. Ini dikenal sebagai

Agresi Militer Belanda I.

Mendengar kabar bahwasanya ada Agresi Militer Belanda yang akan

merebut kemerdekaan Indonesia, beberapa pemuda dari pulau sabang hingga

merauke dari tanah aceh hingga tanah pulau Rote datang berboyong-boyong

merantau kepulau jawa untuk sama-sama mempertahankan kemerdekaan

Indonesia. Kemudian di sebarkan keseluruh pulau jawa untuk mempelajari ilmu

tentang kemiliteran. Beberapa golongan pemuda dikirim untuk belajar

menerbangkan kapal terbang (Pesawat) dalam rangka membentuk pasukan

keamanan di udara dengan belajar menerbangkan Pesawat hasil Rampasan Tentara

jepang yang kalah pada saat Perang dunia Kedua.

Sigit (Bisma Karisma), Mul (Kevin Julio), Har (Omara Esteghlal), dan Adji

(Marthino Lio) adalah segerombolan taruna sekolah penerbang Angkatan Udara di

Maguwo yang ingin membantu mempertahankan Indonesia dari Belanda. Karena

mereka masih pelajar Angkatan Udara dan tidak bisa mengangkut pesawat atau

senjata, ambisi mereka menghadapi rintangan dan tantangan akan datang disaat

yang bersamaan.

Peselisihan pun tidak dapat dihindari dari Para pejabat tinggi Angkataan

Udara Republik Indonesia (AURI) antara lain Halim Perdanakusuma (Ibnu Jamil).,

46

Adisutjipto (Andri Mashadi), Abdulrachman Saleh (Ramadhan Al Rasyid), dan

KASAU Air Commodore Soerjadi Soerjadarma (Mike Lucock).

Demi menjalankan aksi nekatnya, para kadet meminta bantuan kepada

sersan udara Tardjo (Wafda Saifan), serta penembak udara Dul (Chicco Kurniawan)

dan Kapoet (Fajar Nugra). Kisah ini bukan hanya tentang perjuangan di Indonesia,

tetapi juga tentang sekelompok anak muda yang berjuang untuk diri mereka sendiri

dan menghadapi masalah seperti konflik persahabatan dan risiko hubungan asmara,

seperti Sigit dan kekasihnya Asih

 

SI PITUNG BERAKSI KEMBALI



Judul Film : SI PITUNG BERAKSI KEMBALI

Sutradara : djoko Lelono

Tahun : 1976

Durasi : 93 menit

Negara : Indonesia


SINOPSIS

Pitung bak koboi yang menyelesaikan satu masalah dan pergi. Si Pitung (Dicky Zulkarnaen) yang berguru pada H. Naipin (M. Panji Anom), mendapat kekuatan untuk melawan penindasan yang dilakukan para tuan tanah terhadap rakyat kecil. Dengan bantuan sahabatnya, Dji'ih (Sandy Suwardi), ia menghajar centeng-centeng bayaran para tuan tanah, begitu juga opas-opas kompeni. Untuk membantu orang-orang kampung, Pitung dan Dji'ih merampok rumah Baba Long Seng, seorang tuan tanah yang mengambil sawah-sawah rakyat. Hasil rampokan itu kemudian dibagi-bagikannya kepada orang-orang kampung yang susah. Komandan Polisi Kompeni (A. Hamid Arief), mendapat jalan untuk menghalangi Pitung, yakni dengan menangkap orang-orang yang dekat dengan Pitung. Pitung kemudian menyerahkan diri dan dipenjara. Berkat bantuan Dji'ih dan ilmu tenaga dalam yang dimilikinya, ia berhasil lolos dari penjara. Di akhir cerita, Kompeni menculik Aisyah (Paula Rumokoy) untuk dijadikan istri ketiga Demang Meester (Mansjur Sjah). Pada saat pesta akan berlangsung Pitung berhasil melarikan kekasihnya itu, sambil berkata bahwa akan pergi ke tempat orang-orang yang membutuhkan.



KERETA API TERAKHIR


Judul Film : KERETA API TERAKHIR 

Sutradara :Mochtar Soemodimedjo

Tahun : 1981

Durasi : 170 menit

Negara : Indonesia


SINOPSIS

Sebuah kisah dengan latar belakang gagalnya Perjanjian Linggarjati, yang tentu didekati dengan sikap romantik, baik terhadap kepahlawanan, maupun kisah cinta ayam dibaliknya. Markas Besar tentara di Yogya memutuskan untuk menarik semua kereta api yang ada ke Yogya, karena alat angkut ini penting untuk transportasi. Untuk itu ditugaskan Letnan Sudadi (Rizawan Gayo), Letnan Firman (Pupung Harris) dan sersan Tobing (Gito Rollies) untuk mengawal semua kereta yang akan diberangkatkan dari Stasiun Purwokerto, dengan kerjasama Kol. Gatot Subroto (Sundjoto Adibroto). Sudadi mengawal kereta yang pertama, Firman dan Tobing mengawal kereta terakhir. Perjalanan kereta terakhir yang penuh hambatan ini yang jadi pokok cerita: pengungsi yang memadati kereta, serangan-serangan Belanda dll. Diutarakan juga kepahlawanan para pegawai kereta api, terutama kondektur Bronto (Deddy Sutomo). Dan diselipkan kisah cinta antara Firman dan dua Retno yang ternyata merupakan gadis kembar.


TJOET NJA' DHIEN 



Judul Film : TJOET NJA' DHIEN 

Sutradara : Eros Djarot

Tahun : 1988

Durasi : 150 menit

Negara : Indonesia


SINOPSIS

Film ini menceritakan tentang perjuangan gigih seorang wanita asal Aceh (lihat Cut Nyak Dien ) dan teman-teman seperjuangannya melawan tentara Kerajaan Belanda yang menduduki Aceh di kala masa penjajahan Belanda pada zaman Hindia Belanda. Perang antara rakyat Aceh dan tentara Kerajaan Belanda ini menjadi perang terpanjang dalam sejarah kolonial Hindia Belanda. Film ini tidak hanya menceritakan dilema-dilema yang dialami Tjoet Nja' Dhien sebagai seorang pemimpin, tetapi juga yang dialami oleh pihak tentara Kerajaan Belanda kala itu, dan bagaimana Tjoet Nja' Dhien yang terlalu bersikeras pada pendiriannya untuk berperang, akhirnya dikhianati oleh salah satu orang kepercayaannya dan teman setianya, Pang Laot yang merasa iba pada kondisi kesehatan Tjoet Nja' Dhien yang menderita rabun dan encok, ditambah penderitaan berkepanjangan yang dialami para pejuang Aceh dan keluarga mereka.


BANDUNG LAUTAN API



Judul Film : BANDUNG LAUTAN API

Sutradara : Alam Sutrawidjaja

Tahun : 1974

Durasi : 128 menit

Negara : Indonesia


SINOPSIS

Dikisahkan kota Bandung dalam situasi genting. Serangan dari tentara sekutu makin menguat. Hingga akhirnya, tentara sekutu mengumumkan ultimatum untuk pengosongan kota Bandung.


Saat itu tentara beserta penduduk mengikuti instruksi untuk membakar habis seisi kota. Tujuannya agar pasukan sekutu dan Belanda tidak bisa lagi untuk memakai fasilitas yang ada di kota. Dan, terjadilah lautan api di kota Bandung.


Selain menceritakan tentang proses terjadinya Bandung Lautan Api, ada pula cerita tentang konflik asmara yang melingkupi Nani (Christine Hakim), Hidayat (Dicky Zulkarnaen), dan Priatna (Arman Effendy).


Nani adalah gadis yang berjuang di garda depan sebagai anggota Palang Merah. Sementara Hidayat dan Priatna adalah pejuang.


Ketiganya terlibat dalam cinta segitiga di tengah peperangan.


Film ini didukung oleh aktor kenamaan Dicky Zulkarnaen, Arman Effendy, dan Christine Hakim, peristiwa itu dikisahkan dari sisi peperangan hingga konflik asmara sebagian tokohnya. Film Bandung Lautan Apidisutradarai oleh Alam Surawidjaya dengan penulis skenario Misbach Jusa Biran dan Lukman Madewa. Sebagian besar isi cerita adalah peperangan di seputar kejadian Bandung Lautan Api.


Bagaimana cara mereka mengatasi konflik pribadi tersebut dalam situasi keamanan yang tidak pasti? Simak kelanjutannya dalam film Bandung Lautan Api di Mola TV.

Comments